Selasa, 27 Desember 2016

10 Juta Pekerja China?


Sumber foto
Sulitkah belajar berhitung? Pastinya!

Buktinya, banyak orang - entah berapa jumlahnya - percaya berita bahwa ada 10 (atau malah 20) juta tenaga kerja China (ilegal) masuk Indonesia. Bisakah membayangkan seberapa besarnya gerombolan 10 - 20 juta pekerja itu? Apalagi jika semua berpakaian biru?

Sini, saya ajari cara membayangkannya.

Jumlah penduduk Singapur itu 5,9 juta. Iya. Cuma segitu itu. Nggak ada separonya dari jumlah penduduk Greater Jakarta. Bayangkan jika mereka serentak mengendap-endap masuk ke Indonesia. Ya… tidak dalam sehari, bayangkan saja dalam rentang sebulan. Supaya mudah, saya bulatkan jumlah penduduk Singapur jadi 6 juta. Jadi dalam sehari ada 200.000 orang secara ilegal masuk Indonesia sampai negara itu kosong.

Kira-kira mereka naik apa?

Pesawat dan kapal. Ya. Ilegal, lho. Ilegal.

Tahukah kalian bahwa hanya ada 30 bandara internasional di seluruh tanah air Indonesia? Atau mungkin 32? Anggap saja 30. Dan kita punya sekitar 114 pelabuhan. Nah… tiap hari bandara dan pelabuhan di Indonesia dilalui orang-orang ilegal ini. Oh! Itu belum termasuk pendatang lain - yang entah jumlahnya berapa, pasti juga ratusan ribu - yang keluar-masuk wilayah Indonesia secara legal setiap hari untuk berbagai keperluan: wisata, bisnis, mengunjungi keluarga, sekolah, pertukaran budaya dan alasan lain.

Baik, sebagian dari pekerja ilegal itu ada yang lewat pelabuhan-pelabuhan kecil, atau - mungkin - diterjunkan dari pesawat dengan berparasit di tengah malam di hutan-hutan, atau terapung-apung dengan perahu layaknya pengungsi.

Sebagai perbandingan, yang semoga lebih mudah untuk dibayangkan, jumlah jemaah haji Indonesia tahun 2016 lalu dilaporkan 168.000 orang. Untuk mengangkut jumlah sekecil itu (dibandingkan 10-20 juta jumlah itu keciiil, Mak!) dari 13 embarkasi di seluruh Indonesia, butuh waktu 2 minggu dalam 384 kloter (kloter itu kependekan dari ‘kelompok terbang’, kalau-kalau belum tahu).

Nah. Sekarang pasti lebih mudah membayangkan bagaimana 10-20 juta orang masuk Indonesia. Dan berlangsung tiap hari selama sebulan penuh. Atau maunya masuk bertahap selama 1 tahun? Boleh. Atau selama kurun waktu 2 tahun sejak 20 Oktober 2014 (ini tanggal dilantiknya Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia). Baiklah. Suka-suka kalian. Tapi bayangkan sendiri, ya.

Mari saya ajak menengok negara-negara besar yang sering menjadi sasaran pekerja dari China. Tahukah, bahwa di Amerika Serikat saat ini imigran asal China tak genap 4 juta kepala dan hanya sekitar setengahnya yang kelahiran China. Sisanya lahir di mana? Coba cari tahu sendiri.

Kita bergerak ke Australia. Penduduk Australia itu hanya 24 juta! Tidak percaya? Makanya, sering-sering baca. Baca. Bandingkan dengan jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat yang nyaris 46 juta tahun ini. Lalu… bayangkan lagi jika separonya masuk Indonesia. Kanguru, koala dan platypus akan jadi ratu dan raja. Menurut statistik, Australia selama kurun 2014 - 2015 menerima sekitar 189.000 imigran. Kira-kira sama dengan jumlah jemaah haji Indonesia pertahun.

Ingin tahu Eropa? Di tahun 2015 jumlah imigran, termasuk pengungsi (coba cari tahu beda imigran dengan pengungsi) yang masuk ke Eropa, ke berbagai negara di sana, kira-kira 1,3 juta dan sebagian para pencari asilum dari Suriah, Afghanistan, Irak dan Kosovo.

Jadi, kalau ada 10 bahkan 20 juta pekerja China masuk Indonesia dalam kurun waktu 2 tahun ini, pasti seluruh dunia sudah geger gendra membicarakannya, bukan hanya di Facebook (atau twitter) saja.

Bagaimana halnya dengan puluhan ribu orang pekerja China itu? Wajar saja. Di berbagai negara, terutama negara-negara yang relatif aman dan mapan, imigran berdatangan, legal maupun ilegal. Sudah terjadi sejak jaman purba dan akan makin deras di tahun-tahun mendatang sebab jumlah penduduk bumi tiap detik bertambah. Apalagi dari China. Tahu kalian jumlah penduduk China?

***

Tidak ada komentar: