Sabtu, 07 November 2015

Tips Menumbuhkan Uban


Aku dan Rambut Berubanku
Menumbuhkan uban? Bukankah uban tumbuh sendiri? Ya, pastinya. Ini bukan soal logika bahasa, ini perkara berhenti mengecat rambut (yang sudah beruban) dan menyamarkan tampilan rambut aneh dua warna: uban di akar rambut dan warna cat (hitam/coklat) di bagian bawahnya.

Nyaris setahun saya berpikir untuk berhenti mengecat rambut dan menampakkan warna asli rambut saya yang sudah mulai tumbuh uban sejak awal 30-an.

Kok sampai setahun mikirnya? Takut terlihat tua?

Bukaan! Saya yakin usia itu matematika dan penampilan itu biologi, jadi sedikit hubungannya. Saya sungguh tidak mau rambut saya terlihat aneh, dua warna, terlihat wagu. Dan saya tidak tahu bagaimana menyamarkan tampilan aneh dua warna itu.

Saya mencoba mencari tahu lewat internet, tidak banyak membantu. Artikel berbahasa Indonesia yang saya temukan semuanya tentang cara memperlambat tumbuh uban dan mengecat rambut beruban. Artikel berbahasa Inggris banyak menampilkan contoh-contoh gaya rambut beruban, namun tidak saya temukan artikel tentang ‘cara menyamarkan dua warna’ yang saya maui itu. Kebanyakan hanya menuliskan bahwa ‘rambut dua warna’ itu sudi-tak-sudi harus dijalani. Sampai suatu saat, kira-kira di atas 8 bulan, ketika rambut yang beruban sudah cukup panjang, rambut bisa dipotong pada batas bawah ubannya. Wah. Lama. Kalau ingin lebih cepat, 3-4 bulan saja, harus rela rambut dipotong cepak gaya maskulin.

Selain tidak menemukan artikel yang membantu saya membuat keputusan, saya juga tidak mendapat jawaban memuaskan dari salon-salon rambut yang saya datangi untuk berkonsultasi. Semua, ya… semua petugas di salon-salon itu terheran-heran, tidak paham maksud saya. Bahkan sebagian mengatakan bahwa kemungkinan rambut saya akan makin kering, ada juga yang kuatir tampilannya akan jelek.

Beberapa orang mengatakan bahwa salon yang bisa melakukan ‘tugas semacam itu’ hanya salon high-end, alias mahal. Tidak masalah. Tapi, ketika saya datangi salon yang termasuk mahal di Yogya, inilah jawaban yang saya terima: “Yaaa… ditunggu aja sampai 6 bulan baru dipotong pendek.”

Maju. Mundur. Maju. Mundur. Maju. Dan majuuu.... Ya, saya maju.

Kemarin siang, 6 November 2015, saya masuki salon langganan saya yang murah-meriah-ramah.

“Berani!” jawab Yuli, salah satu penata rambut. “Itu hanya seperti di-highlight, di bagian-bagian tertentu, lalu diwarna uban,” sambungnya mantap. Lalu kami berdiskusi sebentar.

Dia akan melakukan layaknya proses bleaching rambut.

“Rambut Bu Endah sudah coklat. Bagian akarnya sudah tumbuh uban hampir 2 centi. Bagian belakang ubannya sudah lebih panjang. Ini akan cepat. Mungkin hanya perlu bleaching dua kali.” Yuli tegas. Mantap!

Setelah rambut dipotong, proses bleaching dimulai. Yuli memutihkan beberapa bagian rambut, disesuaikan dengan pola tumbuh uban di kepala saya. Proses pemutihan pertama selesai dalam 30 menit. Ketika dibuka, warna rambut di bagian akar sudah kuning terang, sedangkan ujung bawah masih kecoklatan. Sehabis dicuci dan dikeringkan, saya suka melihat hasilnya.

“Bleach sekali lagi, Bu. Habis itu baru dicat warna silver,” Yuli tampak senang.

Yuli benar. Hanya dengan 2 kali pemutihan, helai-helai rambut saya di sana-sini sudah berubah kuning terang. “Keramas sekali lagi, dan diwarnai ini,” Yuli menunjukkan cat rambut warna perak/abu-abu.

Sejam kemudian, aku bersorak. Yuli kegirangan pun, sebab ia kuberi tip cukup banyak.

Hasilnya, bisa dilihat di foto. Rambutku tidak lagi wagu. Aku cinta ubanku.

Untuk para perempuan beruban yang ingin berhenti mengecat rambut seperti saya, jangan ragu-ragu. Kalau tak ingin rambut dipotong sangat pendek, cara yang saya tempuh ini bisa ditiru. Kata anak dan menantu saya hasilnya unyu-unyu!

 ***

Catatan: menurut Yuli, kalau rambut sudah biasa dicat hitam, pemutihan bisa sampai 3 atau 4 kali. Lebih lama prosesnya. Proses saya ini butuh waktu sekitar 4 jam.

Tidak ada komentar: