Mengintip Tahun Baru China 2009
Tahun Baru China kali ini jatuh pada tanggal 26 Januari 2009, namun dua minggu sebelumnya masyarakat Kuala Lumpur, terlebih pusat-pusat keramaian dan perbelanjaan, telah mengadakan berbagai acara istimewa untuk menjelangnya.
Khususnya di Bukit Bintang, salah satu kawasan favorit bagi wisatawan domestik dan mancanegara, keramaian perayaan dapat dirasakan lewat mata dan telinga. Hotel, restauran, mal, dan pusat-pusat hiburan berhiaskan lampion-lampion cantik berbagai bentuk yang didominasi oleh warna merah dengan aksen keemasan. Di setiap lobby atau begitu memasuki atrium mal langsung terdengar musik tradisional China. Vision KL, sebuah bulanan yang menyajikan berbagai informasi tentang city lifestyle, edisi Januari 2009 bertajuk ‘Festival Celebrations: Chinese New Year – What’s In Store for the Year of Ox’, dengan sampul bergambar kerbau emas terbang di antara nyala warna-warni kembang api. Karena tahun ini adalah Tahun Kerbau yang konon akan membawa keberuntungan khususnya bagi orang-orang yang terlahir dengan shio Kerbau, seperti tahun 1949, 1961, 1973, 1985, dan 1997.
Pusat-pusat perbelanjaan highend seperti Suria-KLCC, the Curve, dan Pavilion menggelar berbagai performances mulai dari akrobat khas China yang diperankan para remaja, tari Lion yang enerjik dan memukau, festival drum yang menggelegar dan menggetarkan dada para pentonton, aneka tarian China tradisional maupun kontemporer, hingga fashion show. Aneka acara tersebut digelar sebulan penuh, berganti-ganti, sejak 8 Januari hingga awal Februari.
Pertunjukan-pertunjukan tersebut dirancang dengan seksama dan terjadwal dengan rapih walaupun kadang-kadang ada sedikit keterlambatan dalam pelaksanaannya. Mal-mal tersebut mencetak brosur khusus berisi jadwal pertunjukan yang dapat diperoleh para pengunjung dengan mudah agar mereka bisa meluangkan waktu menikmati pertunjukan disela-sela kesibukan belanja.
Salah satu mal memajang patung kerbau keemasan sepanjang sekitar lima meter dan setinggi lebih dari tiga meter yang dikagumi para pengunjung dan dipakai untuk mejeng berfoto-ria. Keberadaan patung kerbau ini mengingatkan pada pohon Natal raksasa yang selalu dipajang di plaza utama Rockefeller Center, New York City, setiap bulan Desember.
Kostum yang dipakai oleh para pelakon pertunjukan penuh warna, hijau, merah, biru, kuning, semua dengan aksen kemilau keemasan. Warna-warna ini tampak semakin gemilang di bawah gemerlap lampu-lampu mal-mal yang menjajakan barang-barang mewah serba mahal itu.
Perayaan nan meriah ini tidaklah mengherankan karena sekitar 25% penduduk Malaysia berasal dari etnis China. Peranan mereka cukup besar dalam mengembangkan perdagangan dan bisnis, juga politik, di negara berpenduduk sekitar 27,5 juta jiwa itu. Nama tokoh-tokoh seperti Tan Cheng Lock dan Tan Siew Sin pun diabadikan sebagai nama jalan utama di kota Kuala Lumpur.
Sama halnya dengan kota-kota di Indonesia, walaupun sering beredar kabar tak sedap tentang pertentangan kelas, agama dan etnis, namun dalam suasana meriah menyambut tahun baru China di pusat-pusat keramaian di Kuala Lumpur, masyarakat dengan latar belakang ras, agama, tingkat ekonomi dan pendidikan yang beragam dapat duduk berdampingan dengan damai menikmati pertunjukan gratis di ruangan yang megah, indah dan sejuk.
Sungguh, dalam suasana hingar bingar dan gilang gemilang sedemikian, sulit melihat datangnya krisis ekonomi global yang memporak-porandakan dapur ribuan keluarga serta merasakan koyak-moyak dan perihnya luka yang diderita para korban serangan Israel di Jalur Gaza. Layaknya masyarakat di negara lain warga Malaysia tentunya berharap agar tahun 2009 diberi kekuatan oleh Yang Mahakuat untuk menjalaninya dengan sebaik-baiknya. Semoga kita semua dapat menjadi sekuat, sesederhana dan setekun kerbau. Gong Xi Fa Cai.
Kuala Lumpur, Januari 2009.
1 komentar:
Hai bu...iseng-iseng googling eh ketemu yang ini.Salam.untk bapak juga dan ananda
Posting Komentar